Somambawa - Kelangkaan gas LPG 3 kilogram atau yang dikenal sebagai “gas melon” kembali menghantui warga Kabupaten Nias Selatan. Dalam sepekan terakhir, pasokan di sejumlah kecamatan dilaporkan menipis, memicu lonjakan harga yang mencapai Rp30.000 hingga Rp40.000 per tabung — jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) resmi. Rabu, 19/11/2025.
Sejumlah warga mengaku kesulitan mendapatkan LPG subsidi, bahkan sejak pagi hari mereka harus mengantre di pangkalan yang sering kali hanya menerima pasokan beberapa puluh tabung.
“Biasanya harga Rp22 ribu, sekarang sudah tembus Rp35 ribu. Itu pun kalau ada. Kadang kami sudah antre lama, tapi stok habis,” ujar Warga Somambawa
Kelangkaan ini juga berdampak pada pelaku usaha kecil seperti penjual gorengan, rumah makan, dan pedagang kue. Mereka mengeluhkan pengeluaran operasional yang melonjak akibat harus membeli gas dengan harga tinggi atau beralih ke bahan bakar alternatif yang lebih mahal.
Para agen dan pengecer di lapangan menyebutkan bahwa keterlambatan distribusi dari pemasok diduga menjadi penyebab utama menipisnya pasokan. Namun hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait mengenai penyebab pasti dan solusi jangka pendek.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan instansi terkait segera turun tangan untuk menstabilkan distribusi LPG subsidi, mengingat gas melon merupakan kebutuhan vital sehari-hari bagi mayoritas warga.
“Sebelum semakin parah, kami minta pemerintah segera bertindak. Jangan sampai ini terus berlarut-larut,” tambah seorang pedagang di Pasar Lahusa.
Hingga berita ini diturunkan, antrean panjang masih terlihat di sejumlah pangkalan di wilayah Nias Selatan. Kelangkaan dikhawatirkan terus berlanjut jika tidak ada penanganan cepat dari pihak berwenang.

Posting Komentar